Sabtu, 13 Mei 2023

hati hati generasi milenial mengunakan media social

Berikut ini adalah screenshot dari film dokumenter The Social Dilemma yang harus dilihat oleh banyak orang.

Film ini memperlihatkan para developer social media yang menjelaskan bagaimana cara kerja/sistem dari social media mempengaruhi penggunanya agar terus menggunakannya. Di sini benar-benar diperlihatkan sisi menyeramkan dari cara kerja dan akibat penggunaan social media.

Hal yang menyebabkan kenapa kita seringkali tidak bisa berhenti/lepas dari penggunaan social media adalah karena di sana kita selalu disuguhkan dengan hal-hal yang kita sukai, begitulah algoritmanya bekerja.

Kita selalu berpikir bahwa kita diuntungkan saat menggunakan social media karena bisa terhubung dengan orang lain, mendapat teman, melihat video yang disuka dll. Padahal sebenarnya kita hanyalah produk. Kita yang membuat sebuah platform menghasilkan uang. Dengan cara apa? Apalagi kalau bukan iklan. Semakin banyak pengguna suatu platform, semakin digemari oleh para pengiklan untuk memasang iklan.


Di bawah ini dijelaskan bahwa kita, generasi Z (bukan millennial) adalah generasi yang paling banyak menggunakan social media bahkan saat masih kecil sekalipun.

Di sini juga sempat dijelaskan tentang pertama kalinya diluncurkan fitur like pada Facebook itu pada awalnya untuk memberikan dunia lebih banyak kasih sayang. Tapi seiring berjalannya waktu, dengan adanya fitur tersebut, juga fitur love pada Instagram bisa menimbulkan gangguan mental pada penggunanya terutama pada remaja (contohnya insecure dan depresi karena dibully karena dengan alasan fisik). Hal ini tidak bisa diremehkan, karena sudah banyak kasus dimana kerapuhan remaja saat ini bisa membawa mereka pada kematian.


Di bawah ini adalah alasan kenapa saya pernah berkata bahwa over-information adalah hal yang tidak baik, karena apa? Ini adalah jaman yang sangat-sangat gampang mencari informasi. Informasi bertebaran di 

mana-mana, juga berita hoax. Bahkan sampai kita tidak bisa membedakan manakah yang benar di antara banyaknya informasi tersebut (kecuali jika kita sudah bisa menerapkan critical thinking saat dihadapkan dengan berita/informasi yang bertebaran itu).    

Hal inilah yang memicu terjadinya perpecahan.

Bahkan para developer dari beberapa social media pun tidak memperbolehkan anak-anaknya untuk terjun ke dalam dunia maya.


Hanya ada dua industri yang menyebut pelanggannya 'pengguna' yaitu narkoba dan perangkat lunak.” — Edward Tufte.


Terakhir, pesan yang paling penting.

Catatan:

Melalui jawaban ini, yang memang saya ingin bagikan, saya hanya bisa berharap siapapun kalian para pembaca bisa mengambil pelajaran dari jawaban ini. Saya tidak ada niatan sama sekali untuk memprovokasi kalian untuk meng-uninstall aplikasi-aplikasi sosmed. Terlepas dari hal-hal di atas, kita juga pasti tahu apa manfaat dari sosial media.

Mengenai rekomendasi video di youtube, pendapat saya adalah boleh-boleh saja membukanya jika videonya hanya sekedar musik/seni, asalkan kalian tahu kontrol diri. Kecuali jika video rekomendasi yang dimaksud berbau-bau propaganda, hoax, atau hal lain yang bisa mempengaruhi kalian terkait berita yang belum tentu benar, saya sangat menyarankan untuk tidak membuka rekomendasi video tersebut. Kalau bisa matikan notifikasinya.

Jika ingin tahu lebih detail, silahkan tonton filmnya #nama flim the social# dilemma. Dan, koreksi saya jika ada kesalahan kata :)

sumber: flim the social dilemma

penulis  :   wene lurik

CSheers🌼

klik link sebagi berikut youtube, reviuw video https://youtube.com/@OkkyBarus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar