Gambar: sang nenek saat memikul kayu
Suatukali penulis pernah menemukan filmdokumenter berdurasi pendek yang dibuat oleh lingkungan Dinas Sosial Yogyakarta, tentang kehidupan seorang nenek di lereng gunung Merapi Yogyakarta. Nenek berusia sekitar 70 tahun itu hidup sendirian di sebuah rumah sederhana. Punggungnya sudah membungkuk, jalannya tertatih, namun Dia harus tetap berjuang mempertahankan hidup- nya yang sendirian. Setiap hari waktunya dihabiskan untuk memberi makan seekor lembu dan mencari kayu bakar di tempat yang jauh dari rumanya
Pagi hari sang nenek berjalan beberapa kilo meter untuk mencari kayu bakar. Badannya yang semakin renta tetap gagah dan penuh semangat merayap di jalan yang menanjak, berbatu, dan sesekali menyisir di bibir jurang. Batang-batang pohon besar yang mengering mati karena diterjang lahar dingin pasca meletusnya gunung merapi beberapa tahun lalu menjadi tumpuannya. Dengan dibantu sesama pencari kayu bakar, sang nenek pelan-pelan memotong kayu-kayu itu dengan menggunakan gergaji tua. Setelah kayu dipotong-potong menjadi beberapa bagian, kayu itu kemudian dibawa pulang. Tidak ada alat
bantu yang Dia pakai, hanya selembar selendang ku dan sekepal rerumputan yang dicabut untuk tumpuan punggungnya.
Tanpa bantuan orang lain, kayu bakar yang berat sekitar 30-50 Kg itu digendong di punggungnya. berjalan membawa kayu bakar itu sampai ke rumahny Kayu-kayu itu kemudian dikapak menjadi serpiha serpihan kecil dan diikat dalam jumlah tertentu. Kayu itu nantinya dijual kepada para wisatawan yang biasany bermalam di lereng gunung merapi. Ini dilakukan setiap hari oleh sang nenek, dan nenek ini pun tidak sendiria masih ada puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan nene yang hidup sebatang kara namun masih sangat semangat untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Ketika kita dihadapkan pada kisah seorang nenek ini mungkin tidak jarang kita justru mempunyai perspekti yang keliru. Mungkin kita akan merasa sangat kasihan dengan nenek itu dan memberikan bantuan sehingga tidak melakukan kerja keras sebagaimana yang biasa kita dilakukan olehnya setiap hari. Kekeliruan yang paling parah terjadi ketika bantuan dilakukan atas anggapan bahwa nenek itu tidak mempunyai potensi atau kekuatan sebagai bekal perubahan pada dirinya. Padahal, jika dicermati nenek itu mempunyai potensi dan kekuatan yang sangat besar, dan potensi atau kekuatan itu bisa dijadikan sebagai bekal perubahan itu sendirinya.
Dan Setiap negara tidak ada buru tani negara akan mengalami miskin dan tidak berdampak alam bidang ekonomi.
#Tetap #berjuang,#dengan #optimis
#para #buru #tani.
#Semoga #bermanfaat #cerita #spangal"☺
senang sekali membacanya. terus menulis wa
BalasHapus